Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Terhirup HAWA

Tertunduk wajah terpapas mawar menengadah mempersolek cantik berias embun setitik perlahan bergelayut diujung tangkai melambai memanggil mentari tertarik sukma menyulut hidung terhela segar aroma semesta terhalang lentera penerang malam beralih pagi mendahului surya parasmu mendahului sinarnya dibalik kaca kau berias pesolek menebar senyum pagi ceria lantunan indah menghibur bala dewa nirwana pagi tanpa duka membawa tanya dibalik tirai hingga senja menjemputnya terbangun kepala berbias tanya siapa hawa yang terhirup dengan rasa

Samar

Membujur samar disela koral penglihatan terbias sinar pelangimu senja tak banyak harap tartatih hasrat terkaku gerak ingin sedetik ada pembangkit mengangkat daya kuasa tak sampai lgi berteriak ingin beranjak tak ada lalu lalang sekitar hampa harap hanya gema membawa bulir emergensi getar syaraf berkuasa perlahan berangkat tetap tak terangkat bimbang menahkodai diri sepenuh hati mati separuh diri tau tak berarti ujung pakal menyudahi emansipasi idealis pesimis tegar mengejar terlupakan meninggalkan dihilangkan mengejar teracuhkan terlantarkan dimentahkan dihancurkan menyelam dalam perlahan terlumur perih merintih lebih terulang mengulang tiada cerita lain dijeda tawa tak kuasa tunggal tak dapat meninggal kamuflase munafik takan bertahan menjadikan picik ulasan diputarkan berulang terkadang menggendang selalu mengenang mengganjal pacu perang buaian bukan sekedar untaian terpaku dibuat hanyut terlarut dalam alam yang mengingatkan jelas tak rasional lihat senja menurunkan cahaya hadir menj...

Sekab Malam

Semakin meredup hitam putihnya berat menjadikan samar selaput tiba waktunya kau memberat mahkota tak bulat wujudnya derajat keras menyengat syaraf rentan tersengat cumbu tertempel sayat perih terus merintih klimaksnya tak didengar gemerlap mengerubung datang membumbung menarik jauh kedalam lubang tinggi manufer rotasi penuh bergulir sampai binar binar silau menyorot jerit tanda warna warni merangkup mencumbu pelan menikmati kenyal kental layu berpadu bertuju tiada waktu menjuru berguru tak pandai Bergumam masa lalu mengkias karangan merangkum bait sedikit merakit mantra tertembang rima lantunan kemayu merayu lembut lantun menuntun seakan buta menatap rasa surya senja merona diujung merata menerka terka bukan etika tapi rahwana diperuntukan kesatria setumpuk lampin tergeletak sang raga telah berjaga menebus dosa jiwa kosong bertanda  Fana ketika tiada disana sekam hitam kelam tergengam asa kemasa ialah tekad nekat menggugat selubung serat mengkerudung gelap bukan mendung gelap pelin...

Malam Dalam

Berseteru bersama jiwa dialiri busa bernaung bersama kata merangkai karangan mendapat rias mencari tumpuk kalimat dalam lantun instrumen memberi inspiran terhadap lingkup teranggap cukup ingin lebih takut tehadap perih namun atas belum mendidih sayang kau tak rapih tetaplah bersih agar terlihat jangan menggeliat menggelinjang dengan canda strata dengan tawa kala imaji membumbui jiwa pribumi lari bukan pribadi akal budi terjalani melakoni melankoli jangan ditangisi nikmati sayup redup membawa indra menghantar tanpa pudar menyebar dan beredar bukan sekedar kabar individual bukan bual hanya membuat mual tahan bukan tahanan ideologi bukan idealis pesimis mengganjal optimis harmonis penghantar tangis teriaklah apa yang seharusnya orasi itu inspirasi penghantar argumentasi asal diri terkonsumsi 

Siapa Api

SIAPA API        Angkasa raya berbeda tiap jiwa dengan kepakan membentang berkali sentakan tuju pada satu alam prisma berpresisi dibalut kaca dengan pantulan warna warni imaji jiwa berelegi mengarungi gairah fantasi wajah menggelinjang dengan hasrat tegang menunggu kontraksi rensonansi kimia menjulur lembut polemik kata bercucur lontar tak berpenjuru gelap jahanam berdiri ego konflik manusiawi berpolemik tanpa konsep ciamik seyakinnya diri tetap bertepi tak terhenti liku terobati bukan bumi yg berani nurani yg abadi Diputar terbalik blm tentu membaik dibantaipun tetap menggebu sadari siapa api

IDEA-cerita " Hujan Senja "

Gambar
Redup hitam bersama deru angin, Tak tampak terasa tanpa wujud. Titik kecil menjadi besar teriring bersama gemuruh, riuh membuat runtuh .  Dingin hingga kebatin Latar gelap membumbung mebalut cekam kaum hawa Kapankah akan tersudahi kami ingin kembali berimaji. Takala lupa kami berpresentasi mencuat lafas yang terbawa aroma bumi.  Mahabesar sangkakala bersahabat pada senja, pribumi menyorot tersandar dengan cangkir dan asap mengepul. Melodimu selalu dinanti walau tak berima kau menyejukan alam raya. -Hujan Senja #FXS #IDEAcerita #TPS #MariBerpuisi

IDEA-cerita

Sengat membara tiada tara jangan berkata bila tak berdaya yg berkuasa memberi harga mencoba daya seberapa besar tenaga mampu menempuh tetes peluh tergambar perjuangan melelh didih memicu amarah argumentasi liar berdemon dipelatar aspal tak kenal pasar semua ingin mengejar berbalut lembar semua mengobar gempar tak gentar maju pada tuju yg dibungkus dari gelapnya rembulan hingga sengatnya mentari menari diatas ubun semua bertempur terlebur jadi satu tertumpah keluar daging mentah seperti bubur merah memekat hitam gelap lendir tertetas diatas pasir kerak kemana melangkah tetap pada arah terkadang menyimpang melawan pedang tertusuk biar membusuk jangan berhenti selagi berambisi jati diri tanda pribadi hirarki menjadi apa yg ada pada diri tak perlu merubah hati tetap apa adanya lebih baik diterima dan indah untuk pencipta sosial berkekurangan namun berpasangan jadi sebagai pelengkap namun sempurna miliknya dewata sang raja jadilah penerima pelayan setia bukan dewa dari budak serakah yg mewa...

tunjuk kepala

kasa kosong tanpa rasa menoda menjadi berita dalam derita, terbawa dari ragam kepala yang berupaya menuntaskan kebingungan dari peran keterasingan. anggapan apa yang dapat terlontar dari raga membakar membeber tegar. terus diserang bagai satria berkuda, mereka berteriak membuat kami gentar. tapi kami bukan pendekar, kami hanya sgelintir putih pudar,sekalipun memar kami tetap tegar,kami hanyalah pasukan pengobar bukan pahlawan berkoar. lihat mawar indah merekah mnguning jadi surya berkemas bergegas menetaskan pada malam . cantik indah dengan kiasan mengawang antara bualan atau raungan ? raungan dibawah naungan mengharuskan menjerit tanpa tergigit, berangkat dari ciri mata yang bermain kata, mengintip dari kejauhan melirik dikegelapan. imajimu jauh, bertahan karena tiada pilihan dan berkelut tafsir. juragan mana yang percay jika, semesta kelakuannya seperti dewata ?! Spontan dan Instan moto piawai gembyar gembyor marak pawai !