Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Sekab Malam

Semakin meredup hitam putihnya berat menjadikan samar selaput tiba waktunya kau memberat mahkota tak bulat wujudnya derajat keras menyengat syaraf rentan tersengat cumbu tertempel sayat perih terus merintih klimaksnya tak didengar gemerlap mengerubung datang membumbung menarik jauh kedalam lubang tinggi manufer rotasi penuh bergulir sampai binar binar silau menyorot jerit tanda warna warni merangkup mencumbu pelan menikmati kenyal kental layu berpadu bertuju tiada waktu menjuru berguru tak pandai Bergumam masa lalu mengkias karangan merangkum bait sedikit merakit mantra tertembang rima lantunan kemayu merayu lembut lantun menuntun seakan buta menatap rasa surya senja merona diujung merata menerka terka bukan etika tapi rahwana diperuntukan kesatria setumpuk lampin tergeletak sang raga telah berjaga menebus dosa jiwa kosong bertanda  Fana ketika tiada disana sekam hitam kelam tergengam asa kemasa ialah tekad nekat menggugat selubung serat mengkerudung gelap bukan mendung gelap pelin...

Malam Dalam

Berseteru bersama jiwa dialiri busa bernaung bersama kata merangkai karangan mendapat rias mencari tumpuk kalimat dalam lantun instrumen memberi inspiran terhadap lingkup teranggap cukup ingin lebih takut tehadap perih namun atas belum mendidih sayang kau tak rapih tetaplah bersih agar terlihat jangan menggeliat menggelinjang dengan canda strata dengan tawa kala imaji membumbui jiwa pribumi lari bukan pribadi akal budi terjalani melakoni melankoli jangan ditangisi nikmati sayup redup membawa indra menghantar tanpa pudar menyebar dan beredar bukan sekedar kabar individual bukan bual hanya membuat mual tahan bukan tahanan ideologi bukan idealis pesimis mengganjal optimis harmonis penghantar tangis teriaklah apa yang seharusnya orasi itu inspirasi penghantar argumentasi asal diri terkonsumsi 

Siapa Api

SIAPA API        Angkasa raya berbeda tiap jiwa dengan kepakan membentang berkali sentakan tuju pada satu alam prisma berpresisi dibalut kaca dengan pantulan warna warni imaji jiwa berelegi mengarungi gairah fantasi wajah menggelinjang dengan hasrat tegang menunggu kontraksi rensonansi kimia menjulur lembut polemik kata bercucur lontar tak berpenjuru gelap jahanam berdiri ego konflik manusiawi berpolemik tanpa konsep ciamik seyakinnya diri tetap bertepi tak terhenti liku terobati bukan bumi yg berani nurani yg abadi Diputar terbalik blm tentu membaik dibantaipun tetap menggebu sadari siapa api